Rabu, 01 Juli 2009

“Yah…..kerja lagi kerja lagi, ini lagi ini lagi.”
“Entar deh……cuman gini aja gak bakalan susah, paling besok tak kerjakan dag langsung kelar. Besok aja deh!”
“Males nie….lagi gak ada mood.”
“Waduh susah nie……pasti ribet, besok aja ngerjainya, lagi males mikir sekarang.”

Beberapa ekspresi yang sering aku lontarkan ketika, aku mengahadapi sebuah pekerjaan. Entah itu pekerjaan berat atau malah pekerjaan yang kadang aku anggap ringan. Anda pasti memiliki ekspresi yang lain atau justru sama, tapi pada prinsipnya memiliki substansi yang sama.

Wah…….jadi ribet kalau ini sampai diteruskan, bisa-bisa kebablasan.

Kadang memang kita tidak sadar dengan apa yang telah kita ucapkan kepada diri kita, baik itu melalui lisan atau hanya ungkapan dalam hati. Perilaku seperti ini memang tak lepas dari kegiatan dan rutinitas kita setiap hari, sehingga kadang kita terlalu berlebihan merespon terhadap sesuatu yang akan kita lakukan.

Ini sering terjadi terhadap diri ku pribadi, ketika aku harus mengawali aktifitas kerja di awal kedatangan dan hendak untuk menyelesaikan pekerjaan. Ketika ku buka file dan mengamati hasil kerja ku kemarin, dan seketika itu timbul rasa malas untuk segera menyelesaikanya, karena biasanya deadline nya masih lama. Dan seketika itu timbul rasa malas, bosan dan sebagainya.

Sehingga hasilnya aku hanya mengerjakan sedikit sekali dari pekerjaanku atau bahkan sama sekali tak aku kerjakan. Sehingga pekerjaan ku tak kunjung selesai bahkan ketika sudah dekat deadline sekalipun, dan akhirnya ketika diminta pekerjaanku, wah jadi kalangkabut mau menyelesaikan mana yang terlebih dulu karena terlalu banyak yang belum selesai.

Dan ini disebabkan karena setiap memulai aktifitas selalu diawali rasa malas dan enggan untuk melanjutkan, dan rasa malas itu timbul dari bebrapa kata yang telah aku sebutkan diatas.

Aku teringat tentang seorang teman, ia bercerita tentang hasil yang ia dapat pasca ujian dan hasilnya tidak terlalu bagus. Lalu ia mengaku bahwa ia bangga terhadap hasil yang ia dapat walau sebenarnya menurutku ia juga sedikitt kecewa. Dia bangga karena hasil yang ia dapat dari mata kuliah yang ia sendiri menganggap bahwa dia tidak akan bisa mendapatkan hasil maksimal. Ia lebih baik mengulang dari pada harus meneruskan ke semester berikutnya.
Dan menurutku ini perilaku yang luar biasa dan semangat yang juga tak kalah luar biasanya.
Tapi, yang jadi persolaan dan masalah adalah ketika ia menganggap ini adalah mata kuliah yang paling sulit dan saya pasti tidak akan lulus, jika sampai luluspun itu pasti bukan dari hasil saya sendiri.
Sekuat-kuatnya dia berusaha ketika dia menganggap dia tidak akan bisa maka sia-sia seluruh usaha yang ia lakukan.

Maka berhati-hatilah terhadap apa yang anda ucapkan terhadap diri anda, ketika anda menganggap bahwa diri anda tidak bisa maka jangan harap anda akan bisa, dan sebaliknya. Karena seluruh anggota tubuh kita bergerak dan melakukan seluruh kewajibanya sesuai dengan perintah kita, termasuk juga otak. Kalau dari awal kita memerintah kan kepada seluruh anggota tubuh kita untuk bermalas-malasan maka seharian penuh kita akan bermalas-malasan, dan ketika kita memerintahkan otak kita untuk menganggap sulit sesuatu didepan kita maka jangan harap otak akan bekerja untuk memecahkannya.

Sehingga Awali seluruh aktifitas dan pekerjaan anda dengan mengatakan dalam hati atau dengan sebuah perkataan yang lantang bahwa “Aku Pasti Bisa.” Dan satu lagi yang tak boleh ketinggalan ketika kita sudah memiliki keyakinan akan sebuah keberhasilan maka harus tetap diikuti dengan kerja keras yang tinggi sehingga akan terwujudnya KEBERHASILAN dan KESUKSESAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar